Hampir semua orang dalam kehidupan ini pernah mengalami setidaknya satu kali pengalaman traumatis. Pengalaman itu dapat berupa tindakan kekerasan, pelecehan seksual, luka yang serius atau pengalaman mengejutkan lainnya. Sangat wajar ketika kita mengalami stres atas trauma tersebut. Lalu, bagaimana cara kita berdamai dengan trauma tersebut? Simak penjelasan lengkapnya dibawah ini!
Trauma merupakan dampak psikologis dimana ketika pengalaman masa lalu menyebabkan luka jiwa yang membekas dan masih belum sembuh. Trauma biasanya terjadi dari pengalaman yang sangat menegangkan dan menghancurkan perasaan aman serta membuat seseorang merasa tidak berdaya. Trauma membuat seseorang harus berjuang dengan emosi, ingatan bahkan kecemasan yang menganggu. Hal ini dapat membuat seseorang merasa mati rasa, terputus dan tidak dapat mempercayai orang lain. Trauma tidak dapat dinilai secara objektif karena itu bergantung pada kondisi emosional orang yang mengalami trauma tersebut. Jangka waktu untuk berdamai dengan trauma pun tidak bisa diprediksi. Ada yang dapat berdamai dengan waktu yang cepat, namun ada juga yang harus berhadapan dengan trauma tersebut seumur hidupnya.
Penyebab trauma sendiripun bermacam-macam, seperti peristiwa kecelakaan, meninggalnya seseorang, tindak kekerasan, pelecehan seksual, atau bahkan pengabaian yang terjadi selama bertahun-tahun. Gejala emosional dan psikologis yang terjadi, seperti: penyangkalan, ketidakpercayaan, kesulitan berkonsentrasi, kemarahan, kecemasan, ketakutan, kebingungan, merasa bersalah, merasa gelisah, malu, menyalahkan diri sendiri, merasa sedih dan putus asa, menarik diri dari orang lain, bahkan mati rasa. Tidak hanya gejala emosional maupun psikologis kadang seseorang juga mengalami gejala fisik, seperti: insomnia, kelelahan, detak jantung meningkat, merasa sakit dan nyeri, bahkan mengalami ketegangan otot. Bahkan kondisi ini dapat berkembang menjadi PTSD yaitu gangguan stres pascatrauma dengan gejala yang menganggu kehidupan sehari-hari dan berlangsung lebih dari sebulan setelah trauma terjadi.
Lalu bagaimana cara untuk berdamai dengan trauma masa lalu?
- Jangan mengisolasi dirimu. Trauma menyebabkan seseorang ingin menarik diri dari orang lain, namun hal ini hanya memperbutuk keadaan. Jadi berusahalah untuk berhubungan dengan orang lain dan hindari menghabiskan waktu sendiri. Kamu tidak perlu membicarakan trauma yang kamu alami, kamu dapat membahasnya ketika kamu sudah merasa siap. Kamu juga dapat mencari dukungan dari orang-orang yang mencintaimu, seperti teman atau keluarga.
- Ketika kamu sudah merasa siap, hadapi trauma tersebut. Kamu tidak dapat menghindari perasaan tersebut terus-menerus. Meskipun melakukan penghindaran itu sesuatu yang normal, namun hal tersebut akan membuatmu memperpanjang stres dan membuatmu untuk sudah pulih. Jadi, secara bertahap cobalah untuk kembali ke rutinitas sehari-hari. Dukungan dari profesional kesehatan mental dan orang-orang terkasih akan sangat membantumu.
- Utamakan perawatan dirimu. Kamu dapat melakukannya dengan makan-makanan bergizi, melakukan aktivitas fisik secara teratur, berisitirahat yang cukup, dan carilah strategi koping yang cocok denganmu, seperti: seni, musik, meditasi ataupun menghabiskan waktu di alam.
- Kamu harus sabar, karena setiap orang memiliki kondisi emosional yang berbeda-beda dan hal yang normal ketika kita bereaksi keras terhadap peristiwa yang menyedihkan. Seiring berjalannya waktu kamu akan bisa berdamai dengan trauma masa lalumu.
Lalu kapan harus mencari bantuan psikolog?
Tidak semua orang membutuhkan psikolog dalam mengatasi trauma, kebanyakan orang dapat mengatasinya seiring berjalannya waktu.
Namun, segera cari bantuan psikolog
- Ketika kamu merasa sulit beraktivitas di tempat kerja maupun di rumah.
- Menderita ketakutan, kecemasan atau depresi yang parah.
- Tidak dapat membentuk hubungan yang dekat dan memuaskan.
- Mengalami kenangan menakutkan dan mimpi buruk.
- Menghindari semakin banyak hal yang mengingatkanmu pada trauma.
- Mati rasa secara emotional dan merasa terputus dengan orang lain.
- Menggunakan alkohol atau obat – obatan untuk merasa lebih baik.
Berdamai dengan trauma terkadang menjadi sesuatu yang menakutkan, menyakitkan bahkan berpotensi untuk mengulang suatu trauma. Jadi kamu perlu menemukan psikolog yang tepat dan cocok untuk membantumu berdamai dengan trauma tersebut.
Referensi :
How to cope with traumatic stress. (2019, October 30). Retrieved September 30, 2021, from American Psychological Association: https://www.apa.org/topics/trauma/stress
Robinson, L., Smith, M., & Segal, J. (2020, February). ptsd & trauma : Emotional and Psychological Trauma. Retrieved September 30, 2021, from HelpGuide: https://www.helpguide.org/articles/ptsd-trauma/coping-with-emotional-and-psychological-trauma.htm#