Sikap dan Perilaku Moral yang Terjadi pada Masa Akhir Anak-Anak

Semakin bertambahnya usia anak, maka semakin bertambahnya pula pengetahuan serta pengalaman yang dimilikinya. Hal ini menyebabkan anak yang lebih besar lambat laun memperluas konsep sosial yang mencakup banyak situasi, tidak hanya situasi tertentu saja. Anak yang lebih besar akan menemukan bahwa kelompok sosial terlibat dalam berbagai keputusan pada berbagai macam perbuatan. Pengetahuan inilah yang kemudian digabungkan dalam konsep moral yang dimilikinya. Seperti apa sih konsep moral yang dimiliki anak pada usia enam sampai dua belas tahun? Simak Yuk, penjelasan lengkapnya.

Menurut Jean Piaget, pada usia enam sampai dua belas tahun konsep anak mengenai keadilan telah berubah. Pengertian kaku dan keras mengenai benar dan salah yang dipelajari dari orangtua telah berubah. Anak akan mulai memperhitungkan keadaan-keadaan tertentu pada pelanggaran moral. Misalnya, bagi anak usia lima tahun berbohong adalah hal yang salah, namun untuk anak dengan usia yang lebih besar akan sadar bahwa dalam beberapa situasi berbohong dibenarkan dan tidak selalu dianggap buruk.

Lawrence Kohlberg memperluas teori piaget dengan menyatakan bahwa tingkat kedua dalam perkembangan moral pada masa akhir anak-anak sebagai tingkat moralitas dari penyesuaian aturan-aturan yang konvensional. Tahap pertama anak akan mengikuti peraturan untuk mengambil hati dan mempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain. Tahap kedua, karena ia sudah mulai mengenal kelompok sosial maka anak akan menyesuaikan dengan peraturan-peraturan dalam kelompok sosial untuk menghindari penolakan dan celaan.

Hal ini tidak menyebabkan anak meninggalkan konsep-konsep moral dalam keluarga, namun jika anak disuruh memilih, ia akan lebih memilih standar-standar yang ditetapkan dalam kelompok sosial tsb. Konsep moral ini akan berkembang menuju kematangan konsep moral pada dewasa seiring bertambahnya usia anak dan memasuki masa remaja.

Dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak dengan IQ tinggi cenderung lebih matang dalam membentuk konsep moral dibanding anak dengan IQ rendah dan anak perempuan cenderung membentuk konsep moral yang lebih matang daripada anak laki-laki.

Lalu, jika begitu bagaimana peranan disiplin yang telah diterapkan pada masa awal anak-anak?

Disiplin sebenarnya memiliki peran yang penting dalam konsep moral yang dikembangkan pada usia tersebut. Namun, disiplin yang diterapkan pada masa awal anak-anak cenderung membentuk kebencian pada anak dengan usia yang lebih besar. Maka, sebaiknya disiplin yang diterapkan juga disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak tersebut.

Disamping itu, anak sebenarnya juga mengembangkan suara hati. Suara hati adalah reaksi rasa khawatir yang terjadi pada situasi dan tindakan tertentu yang menghubungkannya dengan hukuman. Suara hati dapat menjadi “polisi yang diinternalisasikan” yang mendorong anak untuk melakukan tindakan yang benar dan menghindari hukuman.

Pelanggaran Aturan

Dengan bertambahnya usia anak, ia cenderung lebih banyak melanggar peraturan-peraturan yang di rumah maupun di sekolah. Pelanggaran di rumah sebagian dilakukan karena anak ingin menjadi lebih mandiri dan sebagian lagi karena ia merasa peraturan tersebut tidak adil, terutama jika peraturan tersebut tidak sama dengan peraturan yang dimiliki oleh teman-temannya di rumah mereka.

Sedangkan pelanggaran di sekolah dapat disebabkan karena anak yang lebih besar tidak lagi menyukai sekolah seperti saat ia masih kecil. Anak-anak tidak lagi menyukai guru atau duduk di kelas dengan tenang. Anak-anak juga menganggap bahwa beberapa mata pelajaran membosankan dan tidak lagi menarik.

Di rumah, di sekolah, dan di lingkungan pun pelanggaran lebih sering dilakukan anak laki-laki. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Yang pertama adalah adanya perbedaan pada perlakuan pada pelanggaran yang dilakukan oleh anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki lebih banyak diberi kebebasan ketimbang anak perempuan. Anak laki-laki cenderung dianggap lumrah untuk melanggar peraturan dibanding dengan anak perempuan. Yang kedua adalah anak laki-laki cenderung memiliki keinginan untuk melanggar peraturan untuk menunjukkan kejantanannya dan dengan demikian dapat memperoleh dukungan dari teman-temannya.

Dengan mengetahui konsep moral yang dimiliki pada masa akhir anak-anak, orangtua dapat menentukan pola asuh seperti apa yang akan diterapkan kepada anak agar sesuai dengan tahap perkembangannya.

Referensi :

Hurlock, E. B. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

+62822 5070 7020 (WA Pendaftaran Layanan)

+62813 3131 8121 (WA Admin Marketing)

biropsikologilestari@gmail.com

Senin - Jum’at 09 : 00 - 16 : 00
Sabtu 09 : 00 - 14 : 00
The Serenity No. 21 Nginden Semolo, Surabaya

Tentang Kami

Ikuti kami di

Copyright © 2024 Biro Psikologi Lestari.